Pengertian Pupuk
Pupuk adalah
material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi
kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.
Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk
berbeda dari Suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti homon tumbuhan membantu
kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya
pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam
pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan
tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak
zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah
ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.
Tercukupinya kebutuhan penduduk akan pangan
terutama hasil pertanian. Ini membuktikan bahwa sebagai negara agraris,
kebutuhan akan pangan misalnya beras mampu dipenuhi sendiri. Berbagai cara
dilakukan agar beras dapat dicapai misalnya dengan ekstensifikasi dan
intensifikasi. Komoditi pertanian terus ditingkatkan. Salah satu cara adalah
dengan menggunakan pupuk dan pestisida. Pupuk diperlukan agar unsur hara dalam
tanah yang telah terserap tanaman dpat tetap tersedia. Sedangkan pestisida
diperlukan agar produk pertanian yang akan dihasilkan terlindung atau terbebas
dari serangan hama dan penyakit tanaman.
PUPUK
ORGANIK
Pupuk organik adalah
pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk
kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bakteri yang optimal sebagai
campuran pupuk organik pada tanaman tomat dan melihat perbedaan pertumbuhan
tanaman bila menggunakan pupuk NPK, pupuk organik dan tanpa pupuk. Secara garis
besar penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan hasil pupuk
organik dari berbagai macam mikroorganisme, khususnya mikroorganisme penambat N
dan mikroorganisme pelarut P yang dibutuhkan oleh tanaman dengan pupuk NPK dan
tanpa pupuk. Uji analisa menggunakan metode counting chamber untuk mengetahui
perkembangan jumlah sel mikroorganisme dalam masing-masing variabel tanah dan
analisa kadar N, P dan K, masing-masing dengan menggunakan metode kjeldahl
untuk analisa kadar N, spektrofotometri untuk analisa kadar P, dan
flamefotometri untuk analisa kadar K. Pupuk yang paling optimal (lebih cepat
menghasilkan buah) bila digunakan pada tanaman tomat adalah pupuk organik
dengan penambahan pelarut P dibandingkan dengan tanpa pupuk atau dengan pupuk
NPK. Namun, untuk pupuk NPK, hasil pada pertumbuhan tanaman batang dan daunnya
menjadi lebih besar tetapi kandungan air dalam tanah menjadi sedikit dan daun
tanaman terlihat layu.
PUPUK
KOMPOS
Kompos
adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik
yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba
dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik. Sedangkan
Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik
sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses
alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi
membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan
aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
1.
Berwarna coklat tua hingga hitam
mirip dengan warna tanah
2.
Tidak larut dalam air, meski
sebagian kompos dapat membentuk suspensi
3.
Nisbah C/N sebesar 10 – 20,
tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasinya
4.
Berefek baik jika diaplikasikan
pada tanah
5.
Suhunya kurang lebih sama dengan
suhu lingkungan
6.
Tidak berbau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar